Teleologi
berasal dari bahas kata Yunani telos (τέλος), yang berarti akhir, tujuan,
maksud, dan logos (λόγος), perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan
segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika teleologi
mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya
suatu tindakan yang dilakukan. Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan
mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah
tujuan dan akibat. Walaupun sebuah tindakan dinilai salah menurut hukum, tetapi
jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Namun
dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan yang
benar menurut hukum.
Menurut Kant,
setiap norma dan dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam
setiap situasi. Jadi, sejalan dengan pendapat Kant, etika teleologi lebih
bersifat situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat
tergantung pada situasi khusus tertentu. Berdasarkan pembahasan etika teleologi
ini muncul aliran-aliran teleologi, yaitu egoisme dan utilitarianisme.
Egosime adalah
pandangan bahwa tindakan setiap orang bertujuan untuk mengejar kepentingan atau
memajukan dirinya sendiri. Egoisme bisa menjadi persoalan serius ketika secara
signifikan berhubungan dengan hedonism, yaitu ketika kebahagiaan dan
kepentingan pribadi semata-mata hanya kenikmatan fisik yang bersifat vulgar.
Artinya, yang baik secara moral disamakan begitu saja dengan kesenangan dan
kenikmatan.
Utilitarianisme
adalah penilaian suatu perbuatan berdasarkan baik dan buruknya tindakan atau
kegiatan yang bertumpu pada tujuan atau akibat dari tindakan itu sendiri bagi
kepentingan orang banyak. Utilitarianisme bahkan bisa membenarkan suatu
tindakan yang secara deontologis tidak etis sebagai tindakan yang baik dan
etis, yaitu ketika ternyata tujuan atau akibat dari tindakan itu bermanfaat
bagi bayak orang. Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku
moral.
Sumber
http://narara.wordpress.com/2011/11/29/pengertian-teoleologi-dan-deontologi/