Akuisisi
merupakan pembelian mayoritas saham sebuah perusahaan oleh individu ataupun
organisasi. Akuisisi domaksudkan agar perusahaan yang diakuisisi dapat
dimaksimalkan sumber dayanya untuk kepentingan perusahaan utama dan kepentingan
perusahaan yang diakuisisi tersebut.
Perusahaan yang
diakuisisi akan melaksanakan semua kegiatannya secara normal namun kemudian
pertanggung jawabannya tidak lagi pada perusahaan itu sendiri, namun kepada
perusahaan pengakuisisi yang bertindak sebagai induk perusahaan.
Berikut ini merupakan contoh kasus
masalah akuisisi yang dilakukan perusahaan :
United
Tractors Akuisisi Acset
PT United
Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) yang bergerak
di bidang penjualan alat berat, kontraktor, dan pertambangan batu bara,
mengakuisisi 50,1 persen saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST), perusahaan
konstruksi nasional.
Sekretaris Perusahaan United
Tractors Sara Lubis mengatakan, perseroan akan mengambil alih saham Acset milik
PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia. Adapun harga akuisisi masih
didiskusikan. Jika terlaksana, United Tractors bakal menjadi pengendali baru
Acset.
“United Tractors
dan pemegang saham Acset masih dalam tahap negosiasi harga. Kesepakatan dan
kontrak jual beli diharapkan terbentuk pada akhir tahun ini,” kata Sara kepada Investor
Dailydi Jakarta, Rabu (15/10).
Namun, jika
mengacu pada harga saham ACST di pasar sebesar Rp 3.330, akuisisi sebanyak
250,5 juta saham Acset mencapai Rp 834 miliar.
United Tractors siap menggelar
penawaran tender wajib (mandatory tender offer) kepada
pemegang saham Acset yang lain. Hal itu sesuai dengan peraturan soal
pengambilalihan perusahaan terbuka.
United Tractors
ingin mengembangkan Acset menjadi perusahaan konstruksi dan infrastruktur
terkemuka di Indonesia. “Kami ingin memanfaatkan prospek dan momentum di sektor
konstruksi dan infrastruktur. United Tractors ingin menjadi pelaku pembangunan
di sektor ini, bukan hanya sebagai penjual alat berat,” papar Sara.
Dia menilai,
transaksi pengambilalihan juga akan berdampak positif bagi Acset. Grup Astra
yang menaungi United Tractors diharapkan dapat memberikan sinergi yang baik
untuk perseroan. “Selama ini, kinerja keuangan Acset cukup baik. Kontribusi
pendapatan ke United Tractors diharapkan akan terlihat secara gradual, tidak
bisa langsung,” tutur Sara.
Saat ini, sebanyak 38,45 persen
saham Acset dikuasai Cross Plus. Sebanyak 29,75 persen dikendalikan oleh Loka
Cipta, sebesar 31 persen dimiliki investor publik, dan sisanya 0,8 persen
dipegang Hilarius Arwandhi. Acset didirikan oleh Ronnie Tan Tiam Seng dan
Hilarius Arwandhi pada Januari 1995.
Hingga semester
I-2014, Acset membukukan pendapatan sebesar Rp 605,5 miliar, naik 56,1 persen
dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 387,7 miliar. Laba bersih tercatat
sebesar Rp 51,2 miliar, tumbuh 53,2 persen dari Rp 33,4 miliar.
Sementara itu,
hingga Agustus 2014, Acset telah mendapatkan kontrak baru senilai Rp 369
miliar. Kontrak tersebut terdiri atas proyek fondasi dan konstruksi. Proyek
fondasi tersebut adalah Gayanti City, TCC Batavia Tower 2, Sungai Gerong, Taman
Anggrek Residence, Thamrin Nine Phase 2 dan Puri Mansion Apartemen dengan nilai
kontrak sekitar Rp 254 miliar.
Di lain pihak, United Tractors
membukukan pendapatan sebesar Rp 27,5 triliun selama semester I-2014. Jumlah
tersebut naik 10,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak Rp 24,9
triliun. Laba bersih tercatat sebesar Rp 3,2 triliun, tumbuh 39,1 persen dari
Rp 2,3 triliun.
Aviva
Akiusisi Friends Life Group
Sebentar lagi,
wajah industri asuransi Inggris bakal berubah. Pemicunya, perusahaan asuransi
terbesar kedua di negara tersebut, Aviva Plc, bakal mengakuisisi Friends Life
Group Ltd. Akuisisi ini bernilai £ 5,6 miliar atau setara US$ 8,8 miliar.
Manajemen Aviva
telah mengungkapkan aksi korporasi ini kepada regulator bursa saham Inggris.
Mereka menawarkan harga akuisisi sebesar 398,9 pence per saham. Harga tersebut
lebih tinggi 15% dari harga saham Friends Life di bursa saham London.
Salah satu poin
penting akuisisi, pemegang satu saham Friends Life berhak mendapatkan 0,74%
saham Aviva. Jika pemegang saham Friends Life setuju, mereka akan mendekap
sekitar 26% saham Friends Life. Pasca akuisisi, operasional Aviva dan
Friends Life bakal melebur menjadi satu alias merger. Selanjutnya, total
pemegang polis asuransi Aviva dan Friends Life bakal mencapai 16 juta
polis.
"Lewat
akuisisi dan merger ini, kami melihat ada potensi dalam mengembangkan pasar
asuransi," tulis manajemen Aviva, seperti dikutip Bloomberg pada akhir
pekan lalu. Mereka memproyeksikan pendapatan divisi bisnis asuransi pensiunan
bakal mencapai £ 2 miliar saban tahun setelah merger tersebut. Alhasil, duet Aviva
dan Friends Life ini bakal memperbesar pangsa pasar, premi, arus kas, dan
mendongkrak bisnis dana kelolaan (asset management).
Masa depan bisnis asuransi pensiun
merupakan alasan kuat Aviva mengakuisisi Friends Life. Dalam beberapa tahun
terakhir, kinerja asuransi pensiun merosot lantaran aturan pemerintah Inggris
yang melarang pensiunan membeli produk asuransi dari uang pensiun.
Akuisisi terbesar
Jika berjalan
mulus, aksi akuisisi Aviva atas Friends Life bakal menjadi akuisisi yang
terbesar dalam industri asuransi Inggris sejak tahun 2000 silam atau selama 14
tahun terakhir. Kala itu, CGU Plc merger dengan Norwich Union Plc. Merger
senilai £ 7,4 miliar ini membentuk Aviva.
Meski begitu,
Prudential Plc tetap menyandang predikat perusahaan asuransi terbesar di
Inggris dengan kapitalisasi pasar £ 38,5 miliar. Posisi kedua ditempati Aviva.
Adapun, Legal and General Group Plc menduduki posisi ketiga dengan nilai £ 15
miliar.
Mengacu pada
aturan main Inggris, tenggat waktu Aviva memasukkan proposal akuisisi hingga 19
Desember nanti. Di Indonesia, Aviva hadir lewat PT Astra Aviva Life. Ini adalah
perusahaan patungan antara Aviva dan PT Astra International Tbk. Astra memiliki
50% saham Astra Aviva Life lewat akuisisi dari pemegang saham lama pada awal
tahun ini.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar