JUDUL
FILM : Alangkah Lucunya Negeri Ini
PENGARANG : Musfar Yasin
PRODUSER : Zairin Zain
SUTRADARA : Deddy Mizwar
PRODUKSI : Citra Sinema
TAHUN PRODUKSI :
2010
NAMA
PEMAIN : Reza
Rahardian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul
Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, Teuku EdwinSINOPSIS
Sebuah film komedi Indonesia karya sineas ternama Deddy
Mizwar yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mencoba mengangkat potret
nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan membawakan tema pendidikan, film
ini mempunyai plot utama yaitu bagaimana Muluk (Reza Rahadian) dan
kawan-kawannya bisa mengubah para pencopet cilik untuk tidak lagi mencopet dan
beralih usaha yang halal dengan cara yang “tidak biasa”. Selain itu yang tidak
kalah serunya adalah adanya bumbu-bumbu komedi yang membuat penonton berpikir
seperti celetukan para bocah pencopet atau keadaan-keadaan sekitar film ini
yang menggambarkan cerita negeri ini apa adanya.
Sejak lulus S1, hampir 2 tahun Muluk belum mendapatkan
pekerjaan. Meskipun ia selalu gagal untuk mendapatkan pekerjaan, ia tidak
pernah berputus asa. Suatu hari di pasar, ia bertemu dengan pencopet yang
bernama Komet. Komet membawa Muluk ke markasnya, lalu memperkenalkannya kepada
bos pencopet yang bernama Jarot. Muluk kaget karena di dalam markas pencopet
itu banyak anak-anak yang seusia dengan Komet dan berprofesi sama yaitu,
pencopet.
Akal Muluk berputar dan melihat peluang yang ia tawarkan
kepada Jarot. Ia meyakinkan Jarot bahwa ia dapat mengelola keuangan mereka, dan
meminta imbalan 10% dari hasil mencopet, termasuk biaya mendidik mereka.
Usaha yang dikelola Muluk kini membuahkan hasil, namun di
hati kecilnya, Muluk tergerak untuk mengarahkan para pencopet itu agar mau
mengubah profesi mereka. Dibanru oleh kedua rekannya yang sama-sama sarjana,
Muluk membagi tugas untuk mengajarkan agama, budu pekerti, dan kewarganegaraan.
Di akhir film, muncul pernyataan keras yang menjadi jiwa
film ini: “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”, bunyi pasal
34 UUD 1945. Hal ini sebenarnya mempunyai muatan politis yang menyindir
keseriusan para elit politik dalam memperhatikan nasib kaum terpinggirkan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
- Kelebihan Film
Ide film ini sangat bagus. Latar ceritanya pun
sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini. Menceritakan kehidupan para fakir miskin dan
anak-anak terlantar yang dilupakan pemerintah.
- Kekurangan Film
Film ini menganggap bahwa para lulusan S1 belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan dan hanya menceritakan sisi negatif kinerja pemerintahan DKI Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar