This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 23 April 2015

Adverb vs Adjective


I.                   Pengertian dan penggunaannya

a.      Adverb
Adverb (kata keterangan) adalah merupakan satu dari delapan part of speech yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menerangkan verb (kata kerja), adjective (kata sifat), maupun adverb lain. Dalam percapakan maupun tulisan kata adverb banyak sekali digunakan.

Adverb atau kata keterangan adalah kata yang memberikan penjelasan mengenai tempat, waktu dan cara suatu kegiatan atau peristiwa itu terjadi. Contoh : here, now, softly, loudly, tomorrow, again, twice, never, dll.

Contoh :
a.   I am working now.
(kata now dalam kalimat tersebut adalah keterangan waktu yang menerangkan kata kerja working).
b.   Hendi speaks loudly.
(kata loudly dalam kalimat tersebut menerangkan bagaimana cara Hendi berbicara).
c.   Wenny never comes before dinner.
(kata never dalam kalimat tersebut merupakan keterangan petunjuk frequensi/keseringan).

b.      Adjective
Adjective adalah kata yang merupakan salah satu bagian dari part of speech yang berfungsi untuk menjelaskan noun (kata benda) termasuk Pronoun (kata ganti benda/orang). Adjective biasanya mendahului kata benda atau kata ganti yang diberi sifat atau bisa juga berdiri sendiri jika menjadi objek sebuah kalimat nomimal.

Adjective (kata sifat) memberikan informasi tentang kata benda. Contoh:
a.       She’s an excellent dancer.
b.      My mother has just bought a new house.
c.       Joan is a good driver.

II.                Perbedaan antara Adverb dan Adjective
a.       Adverb atau Kata keterangan.  Tidak seperti kata sifat, kata keterangan dapat ditemukan di berbagai tempat dalam kalimat. Kata keterangan yang paling mungkin berakhir dengan "-ly". Kata keterangan menunjukkan cara, waktu, tempat, penyebab, atau derajat dan menjawab pertanyaan seperti "bagaimana", "ketika", "mana", "berapa banyak".

Sebagai contoh:
Anjing itu dengan cepat berlari ke pemiliknya.
Kata "cepat" menggambarkan dan memodifikasi kata kerja berlari. Ini
juga menjawab pertanyaan "bagaimana". Bagaimana anjing itu lari? Itu berlari "dengan cepat".

b.      Adjective atau Kata sifat: Sebuah kata yang menjelaskan, mengidentifikasi atau memenuhi syarat sebuah kata benda atau kata ganti. Sebuah kata sifatbiasanya, namun tidak setiap saat, ditulis / berada sebelum kata benda atau kata ganti yang memodifikasi.

Sebagai
contoh:
1. Kucing lucu sedang tidur. 

2. Kucing itu lucu.
Kata "lucu" menggambarkan dan memodifikasi kucing sebagai kata benda.

Sumber :
-          http://anamateurjournalist.blogspot.com/2013/04/perbedaan-adverb-dengan-adjective.html
-          https://elkace.wordpress.com/2008/12/05/pembahasan-%E2%80%9Cadverb%E2%80%9D/
-          http://inggrisonline.com/pengertian-jenis-dan-contoh-kalimat-adjective/
-          http://inggrisonline.com/pengertian-dan-jenis-adverb-sertai-contoh-kalimat/

-          http://sharing4happiness.blogspot.com/2012/05/adjective-vs-adverb.html

Senin, 23 Maret 2015

Conditional Sentence

Pengertian Conditional Sentence

Conditional sentence adalah complex sentence (kalimat majemuk) yang dibentuk dari subordinate clause yang diawali dengan subordinate conjunction if berupacondition (syarat) dan main clause berupa result/consequence

Conditional Sentence Type 1

Dalam konteks tipe pertama ini, kita akan berbicara mengenai masa depan. Membicarakan pengandaian masa depan memang sering dilakukan. Sebagai contoh, anda berada di minggu pagi dengan rencana bermain sepak bola ketika sore tiba. Kendati demikian, anda melihat langit berawan dan sepertinya akan hujan. Kemudian, anda membuat pengandaian bahwa jika langit hujan, maka akan berada di rumah dan tidak bermain sepak bola. Di bawah ini, ada beberapa penjelasan mengenai kalimat pengandaian tipe 1.

Jika
Kondisi
Hasil
present simple
WILL + base verb
If
it rains
I will stay at home.
Jika
Hujan
Saya akan tinggal di rumah.

Rumus Conditional Sentence Type 1

Rumus conditional sentence type 1 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

if + condition, result/consequence

Atau

result/consequence + if + condition
(will + bare infinitive)/imperative + if + simple present

Negatif if + condition
Rumus: if…not dapat digantikan dengan unless.
Contoh Kalimat Conditional Sentence Type 1

Berikut beberapa contoh kalimat conditional sentence type 1.
Kalimat
Contoh Kalimat conditional Sentence type 1
(+)If I have free time, I will go swimming. (Jika saya punya waktu luang, saya akan pergi berenang.)
If the bell rings, I’ll go home. (Jika bel berbunyi, saya akan pulang ke rumah.)
If you meet Andy, ask him to call me. [Imperative] (Jika kamu bertemu Andy, minta dia menghubungi saya.)
(-)
If you don’t finish your homework, your teacher will be angry. (Jika kamu tidak menyelesaikan pekerjaan rumahmu, gurumu akan marah.)
If he doesn’t come, I won’t be angry. / Unless he comes, I won’t be angry. (Jika kamu tidak datang, saya tidak akan marah.)
If he comes, I won’t be angry. (Jika dia datang, saya tidak akan marah.)
(?)
If they invite you, will you come? (Jika mereka mengundangmu, akankah kamu datang?)


Conditional Sentence Type 2

Conditional sentence type 2 atau second conditional adalah conditional sentence yang digunakan ketika result/consequence (hasil) daricondition (syarat) tidak memiliki atau hanya sedikit kemungkinan untuk terwujud karena condition-nya tidak mungkin dipenuhi dimasa sekarang (present unreal situation) atau condition-nya sulit untuk dipenuhi di masa depan (unlikely to happen).

Rumus Conditional Sentence Type 2

Berikut rumus conditional sentence type 2.
if + condition, result/consequence
if + simple past, would/could/might + bare infinitive

Atau

result/consequence + if + condition
would/could/might + bare infinitive + if + simple past

Negatif if + condition
Rumus: if…not dapat digantikan dengan unless.

Were Menggantikan Was
Pada conditional sentence type 2were digunakan menggantikan was meskipun subjek yang digunakan merupakan 3rd person pronoun (she, he, it) maupun kata benda tunggal. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pengandaiannya benar-benar hanya berupa khayalan semata karena condition-nya tidak mungkin dipenuhi (present unreal situation).

if + condition, result/consequence
if + S + were, would (could/might) + bare infinitive

Contoh Kalimat Conditional Sentence Type 2

Beberapa contoh kalimat conditional type 2 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut di bawah ini.
Kal.
Contoh Kalimat Conditional Sentence type 2
Fact
(+)
If it rained tomorrow, I would sleep all day. (Jika besok hujan, saya akan tidur sepanjang hari.)
but I don’t have much hope it will rain (tapi saya tidak punya cukup keyakinan bahwa besok akan hujan)
If Nisa studied hard, she would pass. (Jika Nisa belajar keras, dia akan lulus.)
but Nisa doesn’t study hard (tapi Nisa tidak belajar keras.)
If I had much money, I would buy a sport car. (Jika saya punya banyak uang, saya akan membeli sebuah mobilsport.)
but I don’t have much money (tapi saya tidak punya banyak uang)
If I were a millionaire, I would donate my money to charity. (Jika saya seorang millionaire, saya akan mendonasikan uang saya untuk amal.)
but I’m not a millionaire (tapi saya bukan seorang milioner)
(-)
If Nisa studied hard, she wouldn’t fail. (Jika Nisa belajar keras, dia tidak akan gagal.)
If Nisa didn’t study hard, she would fail. atau Unless Nisa studied hard, she would fail. (Jika Nisa tidak belajar keras, dia akan gagal.)
If I were a millionaire, I wouldn’t donate my money to charity.
(?)
If Nisa studied hard, would she pass?
If you had much money, would you buy a sport car?
If you were a millionaire, would you donate my money to charity?


Conditional Sentence Type 3

Conditional sentence type 3 atauthird conditional adalah conditional sentence yang digunakan ketika result/consequence (hasil) dari condition (syarat) tidak ada kemungkinan terwujud karenacondition-nya harus sudah dipenuhi di masa lalu.

Rumus Conditional Sentence Type 3

Bagian conditional clause (if + condition) menggunakansubordinate conjunction “if” dan past perfect tense, sedangkan bagian main clause (result) menggunakanperfect modal (modal + have + past participle). Berikut rumus conditional sentence type 3.

if + condition, result/consequence
if + past perfect, would/should/could/might have + past participle

Atau

result/consequence + if + condition
would/should/could/might have + past participle + if + past perfect

Contoh Kalimat Conditional Sentence Type 3

Beberapa contoh kalimat conditional sentence type 3 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Kalimat
Contoh Kalimat Conditional Sentence type 3
Fact
(+)
If you had remembered to invite me, I would have attended your party.
(Jika kamu ingat mengundang saya, saya akan hadir di pestamu.)
but you didn’t remember
(tapi kamu tidak ingat)
If I had given the interviewer really good answers, I might have got a higher position than you.
(Jika saya memberi jawaban yang benar-benar bagus ke pewawancara, saya mungkin memdapatkan posisi yang lebih tinggi dari kamu.)
but I didn’t give really good answers
(tapi saya tidak memberikan jawaban yang benar-benar bagus)
(-)
If the waitress had been careful, she wouldn’t have broken many plates.
(Jika pelayan tersebut hati-hati, dia tidak akan memecahkan banyak piring.)
but the waitress wasn’t careful
(tapi pelayan tersebut tidak hati-hati)
(?)
If he had asked you for forgiveness, would you have forgiven him?
(Jika dia meminta maaf kepadamu, akankah kamu memaafkannya?)
but he didn’t ask you for forgiveness
(tapi dia tidak meminta maaf)


Reference :












Minggu, 01 Februari 2015

KASUS MASALAH AKUISISI

Akuisisi merupakan pembelian mayoritas saham sebuah perusahaan oleh individu ataupun organisasi. Akuisisi domaksudkan agar perusahaan yang diakuisisi dapat dimaksimalkan sumber dayanya untuk kepentingan perusahaan utama dan kepentingan perusahaan yang diakuisisi tersebut.
Perusahaan yang diakuisisi akan melaksanakan semua kegiatannya secara normal namun kemudian pertanggung jawabannya tidak lagi pada perusahaan itu sendiri, namun kepada perusahaan pengakuisisi yang bertindak sebagai induk perusahaan.

Berikut ini merupakan contoh kasus masalah akuisisi yang dilakukan perusahaan :

United Tractors Akuisisi Acset

PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) yang bergerak di bidang penjualan alat berat, kontraktor, dan pertambangan batu bara, mengakuisisi 50,1 persen saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST), perusahaan konstruksi nasional.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara Lubis mengatakan, perseroan akan mengambil alih saham Acset milik PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia. Adapun harga akuisisi masih didiskusikan. Jika terlaksana, United Tractors bakal menjadi pengendali baru Acset.
“United Tractors dan pemegang saham Acset masih dalam tahap negosiasi harga. Kesepakatan dan kontrak jual beli diharapkan terbentuk pada akhir tahun ini,” kata Sara kepada Investor Dailydi Jakarta, Rabu (15/10).
Namun, jika mengacu pada harga saham ACST di pasar sebesar Rp 3.330, akuisisi sebanyak 250,5 juta saham Acset mencapai Rp 834 miliar.
United Tractors siap menggelar penawaran tender wajib (mandatory tender offer) kepada pemegang saham Acset yang lain. Hal itu sesuai dengan peraturan soal pengambilalihan perusahaan terbuka.
United Tractors ingin mengembangkan Acset menjadi perusahaan konstruksi dan infrastruktur terkemuka di Indonesia. “Kami ingin memanfaatkan prospek dan momentum di sektor konstruksi dan infrastruktur. United Tractors ingin menjadi pelaku pembangunan di sektor ini, bukan hanya sebagai penjual alat berat,” papar Sara.
Dia menilai, transaksi pengambilalihan juga akan berdampak positif bagi Acset. Grup Astra yang menaungi United Tractors diharapkan dapat memberikan sinergi yang baik untuk perseroan. “Selama ini, kinerja keuangan Acset cukup baik. Kontribusi pendapatan ke United Tractors diharapkan akan terlihat secara gradual, tidak bisa langsung,” tutur Sara.
Saat ini, sebanyak 38,45 persen saham Acset dikuasai Cross Plus. Sebanyak 29,75 persen dikendalikan oleh Loka Cipta, sebesar 31 persen dimiliki investor publik, dan sisanya 0,8 persen dipegang Hilarius Arwandhi. Acset didirikan oleh Ronnie Tan Tiam Seng dan Hilarius Arwandhi pada Januari 1995.
Hingga semester I-2014, Acset membukukan pendapatan sebesar Rp 605,5 miliar, naik 56,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 387,7 miliar. Laba bersih tercatat sebesar Rp 51,2 miliar, tumbuh 53,2 persen dari Rp 33,4 miliar.
Sementara itu, hingga Agustus 2014, Acset telah mendapatkan kontrak baru senilai Rp 369 miliar. Kontrak tersebut terdiri atas proyek fondasi dan konstruksi. Proyek fondasi tersebut adalah Gayanti City, TCC Batavia Tower 2, Sungai Gerong, Taman Anggrek Residence, Thamrin Nine Phase 2 dan Puri Mansion Apartemen dengan nilai kontrak sekitar Rp 254 miliar.
Di lain pihak, United Tractors membukukan pendapatan sebesar Rp 27,5 triliun selama semester I-2014. Jumlah tersebut naik 10,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak Rp 24,9 triliun. Laba bersih tercatat sebesar Rp 3,2 triliun, tumbuh 39,1 persen dari Rp 2,3 triliun.

Aviva Akiusisi Friends Life Group

Sebentar lagi, wajah industri asuransi Inggris bakal berubah. Pemicunya, perusahaan asuransi terbesar kedua di negara tersebut, Aviva Plc, bakal mengakuisisi Friends Life Group Ltd. Akuisisi ini bernilai £ 5,6 miliar atau setara US$ 8,8  miliar.
Manajemen Aviva telah mengungkapkan aksi korporasi ini kepada regulator bursa saham Inggris. Mereka menawarkan harga akuisisi sebesar 398,9 pence per saham. Harga tersebut lebih tinggi 15% dari harga saham Friends Life di bursa saham London. 
Salah satu poin penting akuisisi, pemegang satu saham Friends Life berhak mendapatkan 0,74% saham Aviva. Jika pemegang saham Friends Life setuju, mereka akan mendekap sekitar 26% saham Friends Life. Pasca akuisisi, operasional Aviva dan Friends Life bakal melebur menjadi satu alias merger. Selanjutnya, total pemegang polis asuransi Aviva dan Friends Life bakal mencapai 16 juta polis. 
"Lewat akuisisi dan merger ini, kami melihat ada potensi dalam mengembangkan pasar asuransi," tulis manajemen Aviva, seperti dikutip Bloomberg pada akhir pekan lalu. Mereka memproyeksikan pendapatan divisi bisnis asuransi pensiunan bakal mencapai £ 2 miliar saban tahun setelah merger tersebut. Alhasil, duet Aviva dan Friends Life ini bakal  memperbesar pangsa pasar, premi, arus kas, dan mendongkrak bisnis dana kelolaan (asset management). 
Masa depan bisnis asuransi pensiun merupakan alasan kuat Aviva mengakuisisi Friends Life. Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja asuransi pensiun merosot lantaran aturan pemerintah Inggris yang melarang pensiunan membeli produk asuransi dari uang pensiun. 

Akuisisi terbesar
Jika berjalan mulus, aksi akuisisi Aviva atas Friends Life bakal menjadi akuisisi yang terbesar dalam industri asuransi Inggris sejak tahun 2000 silam atau selama 14 tahun terakhir. Kala itu, CGU Plc merger dengan Norwich Union Plc. Merger senilai £ 7,4 miliar ini membentuk Aviva. 
Meski begitu, Prudential Plc tetap menyandang predikat perusahaan asuransi terbesar di Inggris dengan kapitalisasi pasar £ 38,5 miliar. Posisi kedua ditempati Aviva. Adapun, Legal and General Group Plc menduduki posisi ketiga dengan nilai £ 15 miliar. 
Mengacu pada aturan main Inggris, tenggat waktu Aviva memasukkan proposal akuisisi hingga 19 Desember nanti. Di Indonesia, Aviva hadir lewat PT Astra Aviva Life. Ini adalah perusahaan patungan antara Aviva dan PT Astra International Tbk. Astra memiliki 50% saham Astra Aviva Life lewat akuisisi dari pemegang saham lama pada awal tahun ini.


Sumber :


Minggu, 14 Desember 2014

Teori Etika Teleologi

Teleologi berasal dari bahas kata Yunani telos (τέλος), yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos (λόγος), perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika teleologi mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan. Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Walaupun sebuah tindakan dinilai salah menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Namun dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut hukum.
Menurut Kant, setiap norma dan dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam setiap situasi. Jadi, sejalan dengan pendapat Kant, etika teleologi lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Berdasarkan pembahasan etika teleologi ini muncul aliran-aliran teleologi, yaitu egoisme dan utilitarianisme.
Egosime adalah pandangan bahwa tindakan setiap orang bertujuan untuk mengejar kepentingan atau memajukan dirinya sendiri. Egoisme bisa menjadi persoalan serius ketika secara signifikan berhubungan dengan hedonism, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi semata-mata hanya kenikmatan fisik yang bersifat vulgar. Artinya, yang baik secara moral disamakan begitu saja dengan kesenangan dan kenikmatan.
Utilitarianisme adalah penilaian suatu perbuatan berdasarkan baik dan buruknya tindakan atau kegiatan yang bertumpu pada tujuan atau akibat dari tindakan itu sendiri bagi kepentingan orang banyak. Utilitarianisme bahkan bisa membenarkan suatu tindakan yang secara deontologis tidak etis sebagai tindakan yang baik dan etis, yaitu ketika ternyata tujuan atau akibat dari tindakan itu bermanfaat bagi bayak orang. Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.

Sumber
http://narara.wordpress.com/2011/11/29/pengertian-teoleologi-dan-deontologi/

Contoh Kasus Teori etika Teleologi

1.      Febri merupakan seorang yang berasal dari golongan sangat mampu. Febri mempunyai teman bernama Asep. Asep seorang anak pertama dan berasal dari keluarga tidak mampu, pekerjaan orang tuanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan perut. Belum lagi saudara Asep banyak berjumlah 8 saudara. Walaupun begitu Asep mempunyai cita-cita tinggi yaitu ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi ternama di luar negeri. Tetapi sayang, cita-citanya mesti terhalang oleh tingginya biaya yang mesti dikeluarkan. Febri tau hal ini dan ingin memberikan bantuan pada Asep. Tetapi Febri sadar keinginan tersebut terhalang oleh orang tuanya yang tidak bersedia meminjamkan karena keluarganya walaupun sangat mampu tapi sangat pelit. Alhasil, Febri berbohong pada orang tuanya dengan alasan yang Febri buat. Akhirnya Febri diberikan uang. Lalu ia memberi uang tersebut kepada Asep. Asep sangat berterimakasih karena berkat bantuan yang diberikan cita-cita Asep dapat tercapai. Berbohong merupakan perbuatan yang buruk. Tetapi, akibatnya adalah kebaikan, kenapa dikatakan sebagai kebaikan karena berbohong untuk membantu orang yang tidak mampu.
2.      Seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum sehingga etika teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
3.      Salah seorang warga yang mencuri harta penguasa kaya yang dzalim untuk dibagikan kepada penduduk sekitar
Sumber :
http://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/10/28/contoh-kasus-etika-deontologi-dan-teleologi-2/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More