This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 29 April 2014

Teori tentang perbedaan karangan

Karangan merupakan suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dan dimengerti.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.
Karangan dibagi menjadi 3 jenis yaitu karangan ilmiah dan karangan non ilmiah.

1.       Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah dapat disebut juga sebagai karya ilmiah atau laporan ilmiah. Menurut beberapa ahli karangan ilmiah yaitu :
a. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar.
b. Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi dijelaskan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
c. Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan di publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
d. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan.

1.1 Ciri Karya Ilmiah

Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
-          Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
-          Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
-          Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
-          Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
-          Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
-          Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).

1.2 Karya ilmiah Penelitian

Adapun didalam karya ilmiah terdapat pula karya ilmiah penelitian berikut beberapa karya ilmiah penelitian dalam karya ilmiah :

   1.      Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
   a.      Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).
  
   2. Makalah seminar.
a.   Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
           b.      Naskah Bersambung
           Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah.              Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang                sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat                          pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

      2.      Karangan non ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

2.1 Ciri-ciri Non-Ilmiah
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
- ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- fakta yang disimpulkan subyektif,
- gaya bahasa konotatif dan populer,
- tidak memuat hipotesis,
- penyajian dibarengi dengan sejarah,
- bersifat imajinatif,
- situasi didramatisir,
- bersifat persuasif.
- tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

    3.      Perbedaan karangan ilmiah dan karangan non ilmiah


karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan.
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua,karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
Rosyidah Desi.2013. “perbedaan karangan” dalam http://dhesi-dhesi.blogspot.com/2013/03/perbedaan-karangan.html
Alfaini, Husnia. 2011. “Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non-Ilmiah” dalam http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perbedaan-karangan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
Ikhsan Saiful.2013. “Materi : TEORI PENULISAN KARANGAN ILMIAH” dalam http://siksaananta.blogspot.com/2013/05/materi-teori-penulisan-karangan-ilmiah.html

Selasa, 25 Maret 2014

PEMAKAIAN METODE ILMIAH DALAM MENJAWAB PERTANYAAN ILMIAH

Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan Ilmiah adalah rasa ingin tahu seseorang akan sebuah informasi yang berdasarkan atau dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang sudah ada. Jadi pertanyaan ilmiah haruslah berdasarkan pengetahuan yang ada, bukan sembarang pertanyaan tanpa landasan fakta atau ilmu.

Syarat Pertanyaan Penelitian
Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara:
1. Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive)
2. Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3. Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)

Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
   1)      Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya,
   2)      Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi, kuesioner,  dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,
   3)      Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts),
   4)      Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
   5)      Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat  terjadi,
   6)      Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui    masyarakat luas, dan
   7)      Masalah itu diajukan dalam  batas  minat  (bidang studi) dan kemampuan peneliti.

Metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan ilmiah
Bisa kita katakan  bahwa metode ilmiah adalah suatu pendekatan sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan (atau menjawab pertanyaan penelitian) yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu dimulai dengan melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.


Daftar Pustaka
Dewi, Diah tara.2014. pengertian metode ilmiah.dalam http://diahtara.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-untuk-menjawab.html
Febriani, eflin.2014. metode ilmiah dan pertanyaan ilmiah dalam http://febrianieflin.blogspot.com/2014/03/metode-ilmiah-dan-pertanyaan-ilmiah.html
Novita sari, ika.2014. pemakaian metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan ilmiah dalam http://ikanovitas.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-untuk-menjawab.html
Kurniawan, dedi.2013. Pengertian dan Definisi Metode, Penelitian dan Metode Penelitian dalam http://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian-dan-metode-penelitian/

KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM PENULISAN ILMIAH

I.     PENALARAN ILMIAH

1.  Pengertian Penalaran
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusi bersikap objektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan.Fakta  adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.
Sedangkan Widjono, (2007 : 209), mengungkapkan penalaran dalam beberapa definisi, yaitu:
1)  Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2)   Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
3) Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4) Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
5) Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah proses pemikiran yang logis untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan fakta yang relevan (sebenarnya). Atau dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menghasilkan dan menarik kesimpulan.

2.  Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1)  Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2)   Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3)     Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
(a)   Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
(b)  Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
(c)   Proposisi hipotetik  yaitu persyaratan huungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
(d)  Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
(e)   Proposisi positif universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak.
(f)  Proposisi positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif.
(g)   Proposisi negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
(h)   Proposisi negatif parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.
4)     Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5)   Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6)     Sistematika yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7)     Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8)     Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9)    Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10)  Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode analisis baik yang bersifat manual maupun yang berupa software. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
11)  Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12)  Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau   inferensi

3.  Jenis Penalaran
Minto Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara induktif dan deduktif.
1)     Penalaran induktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena atau gejala individual untuk menurunken suatu kesimpulan (inferesi) yang berlaku umum.
Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
(a) Generalisasi  ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
(b)  Analogi ialah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
(c)   Sebab akibat, prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada penyebabnya.
2)     Penalaran deduktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas.

Dalam rangka meningkatkan mutu, dibutuhkan beberapa saran, yakni :
  1. Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau pendapat-pendapat.
  2. Bahasa logika dan matematika, dua pengetahuan ini saling berhubungan erat, keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik logika maupun matematika lebih mementingkan bentuk logis setiap pertanyaan dan mempunyai sifat yang jelas.
  3. Logika dan statistika, kedua hal ini mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk konsep yang berlaku umum.

II Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Hasil penulisan ilmiah adalah karya ilmiah, bentuknya dapat berupa buku, artikel, skripsi, tesis, desertasi, atau laporan ilmiah.

Konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah
Dalam penulisan ilmiah terdapat beberapa proses, diantaranya adalah pengamatan, peninjauan atau penelitian, disusun menurut metode tertentu. Sebuah hasil penulisan ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
  1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
  2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah.
  3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Untuk itu diperlukan suatu kemampuan penalaran yang logis dan mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Sebab penalaran adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan, sedangkan, penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan berdasarkan hasil penalaran penulis terhadap permasalahan ilmiah.

Daftar Pustaka
Hadi.tanpa tahun. Penalaran dalam penulisan karya ilmiah dalam : http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
Wikipedia. 2014. “Penalaran”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Jumanta. Tanpa Tahun. Penalaran Dalam Proses Penulisan Ilmiah. Dalamhttp://jumanta.com/download/doc_download/15-pertemuan7c-proses-penalaran-ilmiah.html

METODE ILMIAH & SIKAP ILMIAH

Metode Ilmiah

Metode ilmiah berdasatkan dari dua suku kata yaitu metode dan ilmiah. Seandainya kita artikan satu-persatu makna dari kata-kata tersebut yakni :

  A.   Metode
Metode dapat diartikan sebagai sebuah cara yaitu cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.

  B.     Ilmiah
Ilmiah : bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Diatur oleh atau sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pasti: prosedur ilmiah. Sistematis atau akurat dalam cara ilmu pasti.
Jadi Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi empat syarat, yaitu:
  1.      Objektif : artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya yaitu bahwa kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil pengindraan atau empiris.
  2.      Metodik : artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara cara tertentu yang teratur dan terkontrol .
  3.      Sistematik : pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri; satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
  4.      Berlaku umum: artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamatu oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Sikap Ilmiah

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .

Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
Ø    Sikap ingin tahu
Ø    Sikap kritis
Ø    Sikap obyektif
Ø    Sikap ingin menemukan
Ø    Sikap menghargai karya orang lain
Ø    Sikap tekun

Daftar Pustaka
Zulfikar, Shofid.2013.Pengertian metode ilmiah, tujuan mempelajari metode penulisan ilmiah, sikap ilmiah dan langkah-langkah pelaksanaan PI dalam http://deskamudina.blogspot.com/2013/02/makalah-metode-ilmiah-sikap-ilmiah_12.html
Nurmala Sari, Arini. tanpa tahun. Sikap ilmiah dalam http://www.slideshare.net/AriniNurmalaSari/sikap-ilmiah
Van Gobel, Jullia.2012. sikap-sikap ilmiah dalam http://zhuyavabel.blogspot.com/2012/04/sikap-sikap-ilmiah.html
belajar sains dan bahasa plus plus unas. definisi metode ilmiah dalam https://www.facebook.com/permalink.php?id=380746885301057&story_fbid=420460174663061

TEORI PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalam logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Sederhananya penalaran adalah proses berpikir secara logis untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan fakta yang ada.

Ciri-ciri Penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Tujuan penalaran.
        Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.

Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan penalaran deduktif.

Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.

Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
   Contohnya :
Kemarin Arif Gagal mengerjakan soal ujian.
Hari ini pengumuman nilai ujian dan Arif mendaptkan nilai jelek.
Karena itu, Arif pasti tidak belajar.

Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir dimana dari pernyataan atau peristiwa yang bersifat khusus ditarik kesimpulan baru yang bersifat umum.

Premis
Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
   Contohnya :
Semua Hewan membutuhkan makan.
Singa adalah Hewan.
Singa pasti membutuhkan makan.


Sumber :
http://wind486.wordpress.com/2010/04/02/32/

Selasa, 19 November 2013

Laporan kegiatan Kewirausahaan

Download Versi PPT : Laporan Kegiatan Kewirausahaan

Laporan Kegiatan Kewirausahaan
softskill

Dosen : Ririn Sutrisna Yuliyanti
Disusun Oleh
                                                               Aria Prasetia Dharma
                                                               Bagus Laksono 
                                                               Fianda Ambri Mustofa 
                                                               Isnaen Reza Saputra  

Pelaksanaan kegiatan

Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di beberapa tempat dalam waktu satu hari yaitu :
          Hari/Tanggal  : Rabu, 13 November 2013
          Waktu  : Pukul 12.00 14.00 WIB
Kegiatan ini kami lakukan di lingkungan kampus Universitas Gunadarma dengan target pemasaran adalah teman sekelas dan lingkungan Kampus Universitas Gunadarma, kami mencoba menawarkan produk kami ke konsumen yang ada di sekitar gedung J5 dikarenakan mendapat jadwal kuliah di sana. 

Proses produksi
         Dalam proses pembuatan roti bakar ini, kami mengerjakannya di pagi hari sebelum di jual dan dipasarkan. Bahan-bahan dibeli pagi harinya. Adapun bahan-bahan yaitu :

Bahan
Harga
Jumlah Barang
Total
Roti Tawar
Rp   6500
2
Rp 13000
Selai Stroberi
Rp 11800
1
Rp 11800
Cokelat Tabur
Rp   3500
1
Rp   3500
Margarin
Rp   5500
1
Rp   5500
Susu
Rp   1000
3
RP   3000
Keju
Rp 18800
1
Rp 18800
Tusukan
Rp   2000
1
Rp   2000
Tissue
Rp   3000
1
Rp   3000
Plastic
Rp     250
20
Rp   5000
Total Harga (modal)
Rp 65700

Pemasaran
Proses pemasaran yang kami lakukan yaitu di tujukan atau di promosikan secara langsung ke konsumen atau teman-teman. Target pemasaran kami yaitu teman kelas dan ruang lingkup kampus Universitas Gunadarma.
Penjualan
Penjualan adalah dimana kami memulai kegiatan utama  yaitu menjual semua produk yang telah kami siapkan, oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari serangkaian yang meliputi, menemukan si pembeli, pengenalan produk, negosiasi harga serta syarat-syarat pembayaran. Penjualan yang kami lakukan merupakan sebuah rangkaian penjualan produk dimana produk-produk tersebut merupakan produk pangan.

Harga Penjualan 1 Buah Roti Bakar Rp 5.000 masing masih roti memiliki rasa varian yaitu coklat dan Stroberri.
Jumlah Roti tawar 1pcs berisi 14 iris = 7 Tangkap × 2 Pcs = 14 Tangkap
Keterangan : 1 tangkap = 2 lapis roti.
Pendapatan Kotor
14 × Rp 5000 = Rp 70.000
Pendapatan Bersih
Pendapatan Kotor – Total Harga
Rp 70.000 – Rp 65.700 = Rp 4.300
Maka keuntungan atau profit yang kami dapat saat penjualan 1 hari yaitu sebesar Rp 4.300. Dikarenakan penjualan di lakukan hanya 1 hari, maka masih terdapat sisa bahan-bahan yang belum habis dipakai.

Kesulitan Yang Dihadapi Saat Menjual
Saat kami menjual produk, kami memiliki beberapa kesulitan antara lain :
1.Suhu kampus yang cukup dingin membuat roti bakar kami menjadi tidak hangat.
2.Banyaknya pesaing dari kelompok lain yang berjualan di kampus.

Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Dari pengertian tersebut maka yang kami dapat sampaikan adalah,
1.Konsumen mempertimbangkan harga apakah harga tersebut sesuai dengan bentuk, besar, atau isi
    roti yang telah kami kemas.
2.Konsumen memiliki selera yang berbeda seperti memilih rasa antara cokelat dengan stroberri.
3.Konsumen mempertimbangkan isi yang telah kami buat apakah isinya banyak, atau sedikit.
4.Saat membeli konsumen memiliki sifat untuk lebih cepat dilayani (pelayanan).
5.Konsumen juga memilih makanan yang pada saat itu bukan hanya kami yang berjualan.

Hasil dan Pembahasan
Kegiatan ini kami lakukan agar mendapatkan sebuah pengalaman dan pembelajaran untuk menjadi 
seorang Wirausaha yang handal disamping mendapatkan profit, kami juga mempelajari sifat 
konsumen. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya 
kami, karena dengan melakukan kegiatan seperti ini, maka kami mendapatkan sebuah pengalaman 
untuk menjadi seorang Wirausaha, mempelajari bagaimana cara menawarkan dengan baik dan 
berinteraksi dengan orang banyak.















Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More