Kamis, 14 November 2013

Kemenangan tak terduga


Pada tanggal 15 agustus tahun 2003 kisah ini di mulai saat malam kira-kira pukul 8 malam bada atau bada isya ada 3 orang remaja (agus, rahmat, abang) datang ke rumah entah ada keperluan apa mereka datang menemui bapak.
“assalamualaikum” ujar rahmat
“waalaikumsalam, silahkan masuk” bapak menjawab dari dalam rumah sembari berjalan ke luar
“maaf mengganggu pak” ujar agus
“iya gpp, ada apa ya ?” Tanya bapak
“begini pa, berhubung 2 hari lagi kita akan merayakan hari kemerdekaan kami disini selaku panitia 17an ingin meminta ijin untuk meminjam lapangan yang akan di gunakan upacara bendera sama lomba 17an nanti” ujar rahmat
“oh cuman itu saya kira ada apa” bapak mengijinkan
“Iya sekalian minta cap dari ke Rtan untuk ijin buat proposal lomba” ujar abang
“memang proposal perijinannya sudah ada ?” Tanya bapak
“sudah pak” jawab abang
“siapa ketuanya ?” Tanya bapak
“saya pak” jawab rahmat
“sebentar saya baca dulu” kata bapak
“iya, silahkan pak maaf kalau ada penulisan kata yang salah” ujar rahmat
“sebentar saya ambil cap Rt dulu ya” bapak meminta ijin untuk mengambil cap
 “iya, sudah beres semua”
“terima kasih pak, maaf mengganggu sebelumnya” ujar rahmat
“assalamualaikum wr.wb.” ujar ketiga orang tersebut
“waalaikumsalam wr.wb.” balas salam bapak
Tak lama setelah mereka bertiga pergi saya langsung menanyakan ada keperluan apa mereka kemari
“ada apa pak” Tanyaku
“itu mau ijin make lapangan buat lomba 17 agustusan nanti” jawab bapak
“lombanya apa aja pak ?” tanyaku
“ya biasa lari bendera, balap karung, makan kerupuk, terus yang baru ada lomba futsal sama badminton” jawab bapak
“daftar lombanya kapan pak ?” tanyaku dengan serius
“kalo badminton sama futsal besok kalau yang lainnya pas hari H nya” jawab bapak dengan menjelaskan peraturannya juga.
Keesokkan harinya setelah pulang sekolah aku langsung menuju lapangan ternyata sudah banyak antrian yang mendaftar lomba, paling banyak memang mayoritas ke futsal karena hadiahnya lebih besar dari pada badminton.
“daftar lomba apa dek ?” Tanya kaka panitia yang cantik hehehe
“lomba badminton kaka” jawabku
“loh kamu bukannya anak pemilik lapangan ini ya ?” Tanya kaka itu
“iya, ka” jawabku
“ini kartu peserta sama besok datang jam 7.30 malam ya untuk pembagian grup” kaka panitia menjelaskan dengan lengkap
Keesokan harinya tepat pukul 7.30 bada solat isya aku berangkat ke lapangan yang jaraknya tidak jauh dar rumah sesampainya di lapangan daftar grup sudah ada dan aku berada di grup f bersama wawan, maulana, gopung, dan charis salah satu dari mereka ada pemain P.B. Adiguna yang sudah pernah ikut lomba tingkat kecamatan yang diadakan 2 tahun sekali diambil perwakilan setiap RW 1 orang saja.
“wah, kacau satu grup sama si wawan” ujar ku dalam hati
“kita satu grup ya mas ?” maulana yang 2 tahun lebih muda dari ku menyapa
“ha..ha.. iya sama si wawan trus gopung(ipung)” balas ku
“pertandingan pertama besok lawan siapa mas ?” Tanya maulana
“belum tau mungkin besok udah ada jadwalnya” ujarku
“target sampai juara berapa mas ?” Tanya maulana
“ngga usah muluk-muluk lolos grup aja udah bersyukur” jawabku
“haha iya ya lolos dari grup aja dah bagus” ujar maulana
“yaudah balik yuk na, istirahat buat pertandingan besok” ajakanku kepadanya
“duluan mas saya masih mau di sini dulu” jawab maulana
“yaudah duluan ya” jawabku
“iya” ujar maulana
Keesokan harinya pukul 8 malam bada isya saya bertanding lawan pertama saya adalah gopung dia berusia 1 tahun lebih muda dari saya memang pertandingan di bagi berdasarkan umur dimulai 2 tahun lebih tua sama 2 tahun lebih muda.
“Lawan gua lu ya mbri ?” ujar gopung
“iya, maennya serius jangan bercanda” candaku kepadanya
“kayak bisa ngalahin gua aja lu ha..ha..ha..” ujarnya dengan penuh percaya diri
Pertandingan pun dimulai karena pada saat itu masih berlaku 15 poin 2 set jadi pertandingan berlangsung agak lama perlu waktu 30 menit bagi saya untuk bisa mengalahkan gopung 2 set langsung dengan skor 15-9, 18-15.
“Selamat ya” ucapan dari gopung
“iya, terima kasih” jawabku
Setelah kemenangan itu saya mendapatkan 6 poin sedangkan gopung 1 poin setelah pertandingan saya pertandingan selanjutnya adalah maulana vs wawan pertandingan berlangsung cepat wawan berhasil mengalahkan maulana 2 set langsung 15-5 dan 15-8
“selow na masih ada 2 pertandingan lagi” ujarku untuk menyemangatinya
“iya mas, besok lawan kamu ya mas kayaknya bakal kalah lagi” jawabnya dengan tertegun lemas
“oh iya ya besok aku lawan kamu ya” tanyaku
“iya kalo kalah lagi berarti poin aku cuman 2” balasnya lemas
“siapa tau besok kamu yang menang, udah ayo pulang istirahat buat pertandingan besok” ajakku
Keesokkan harinya aku bertanding tapi setelah pertandingan wawan vs gopung, seperti halnya maulana wawan menang mudah 15-6 dan 15-10
“semangat na abis ini kita main” ujarku
“iya, ayo mas kita main dengan serius” ujarnya
Pertandingan antara aku dengan maulana pun berlangsung aku bermain tidak terlalu serius mungkin karena kami sejak kecil sudah bermain badminton bersama-sama karena rumah kami yang bersebelahan.
“ayo mas serius dong maennya” ujar maulana
“heeh oke.” Ujar ku
Set pertama aku kalah 15-13 namun pada saat set kedua aku bangkit dan menang 15-4 akhirnya set penentu yaitu set ketiga kami berdua sudah kehilangan stamina hampir 80% itu terlihat dari cara kami bernafas butuh waktu 10 menit bagiku untuk memenangkan set ketiga sekaligus menambah poin dan menang 15-9
“tuh kan kalo serius mas yang menang” ujar maulana kepadaku
“ngga tadi udah paling serius ko maennya cuman stamina mas yang kurang bagus” ujarku kepadanya
Setelah 2 kemenangan saya sudah mengumpulkan 12 poin sama dengan wawan yang berarti mengharuskan kami berdua bertanding untuk menentukan siapa yang lolos perdelapan final karena setiap grup hanya bisa lolos 1 orang saja dari 6 grup yang ada.
“besok lawan wawan ya ?” Tanya bapak kepadaku
“iya lawan berat anak PB” ujarku mengeluh kepada bapak
“tenang aja di bawa santai jangan berpikir kita ngga bisa ngalahin dia setiap orang pasti pernah kalah mau dia anak PB atau bukan yang penting kita berusaha dulu sekuat tenaga percaya dengan kemampuan diri kita sendiri” bapak menasehatiku
“iya, saya akan berusaha sekuat tenaga” ujarku
Keesokkan harinya pertandingan dimulai pukul 8 malam pada set pertama saya berhasil mengimbangi permainan dengan skor yang hanya terpaut 1 angka saja pertandingan sangat sengit kejar-kejaran angka terjadi namun saya harus menyerah di set pertama karena keletihan dengan skor 17-15
“semangat nang” ujar ibuku yang saat itu menonton pertandinganku
Set ke dua berlangsung namun entah kenapa wawan seperti melemah entah kehabisan stamina atau kenapa sehingga aku menang 15-9 tidak seperti di set pertama di set kedua sepertinya ia agak kurang sehat.
“lu gpp wan ?” tanyaku sambil menghampiri
“iya gpp cuman sedikit capek” jawabnya
Setelah istirahat 2 menit set ketiga pun berlangsung seperti dugaanku diset penentu inilah dia bermain sangat hebat ssehingga saya tertinggal skor 7-0 namun saya langsung bermain tenang dan santai jangan terbawa emosi strategi itu berhasil saya langsung mengejar 7-4 lalu 6-7 6-9 sampai akhirnya 11-10 kami langsung berpindah tempat terihat dia sedikit kesal sampai tidak focus dan bermain hanya memukul sekeras-kerasnya kok untuk mematikan pergerakan saya kesempatan ini tidak saya lepaskan saya hanya memberi dia permainan rally panjang dan bola tinggi sehingga saat di mensmash bola selalu nyangkut di net dan membrikan saya kemenangan tipis 15-12
“hooooooooooooooooooooaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” saya berteriak dengan keras
Dia hanya tertunduk lemas dan menghampiri wasit untuk bersalaman
“selamat ya” ujarnya kepadaku
“iya, sama-sama” jawabku sembari tersenyum
Dengan kemenangan ini saya tidak menyangka dapat mengalahkan pemain yang pernah bermain sampai tingkat kelurahan pada waktu itu, saya berhasil lolos sampai ke semifinal dan berhadapan dengan jajang yang usianya 3 tahun lebih tua dari saya setelah sebelumnya di perdelapan final menang dari Guntur dengan skor 15-10 dan 15-13.
Saat di semi final saya harus bermain dengan susah di karenakan jajang yang tingginya hampir 2 kali lipat dari saya selalu berhasil menerima smash dan permainan net akhirnya saya harus mengakui kemampuan jajang dan kalah dengan skor 15-10, 10-15, 18-16. Oh iya di final jajang bertemu dengan wawan namun pertandingan berhasil dimenangkan oleh wawan dengan skor 15-13, 15-10 dan dikarenakan tidak ada juara ke 3 saya hanya menjadi juara harapan bersama dengan elias yang kalah dari wawan di semifinal.

-Tamat-

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More